Edukasi Faktor Resiko Penyakit Paru Obstruktif Kronik pada Pasien di RS X

Authors

  • Ikhsan Budi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
  • Desi Purwaningsih Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
  • Seftiwan Pratami Djasfar Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
  • Wilfadri Putra Jonesti Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
  • Dara Juliana Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.57213/abdimas.v8i1.261

Keywords:

PPOK, Perokok Aktif, Perokok Pasif

Abstract

Penyakit Paru Obstruktif Kronis atau PPOK merupakan penyakit peradangan yang bisa terjadi dalam jangka waktu yang lama atau kronik. Banyaknya angka mortalitas yang terjadi di seluruh dunia disebabkan oleh berbagai penyakit yang berbahaya. PPOK menjadi salah satu penyakit yang menjadi penyebab utama banyaknya angka kematian di dunia. Salah satu penyebab utama terjadinya penyakit PPOK adalah terkenanya paparan asap rokok, baik sebagai perokok aktif maupun perokok pasif. Pemberian edukasi tentang bahaya kebiasaan merokok diperlukan agar masyarakat lebih menyadari tentang akibat bahaya yang timbul dari asap rokok yang sering dianggap aman dan tidak memiliki bahaya untuk kesehatan. Kegiatan dilakukan pada bulan Desember 2024 di salah satu RS swasta di Tangerang dengan metode pengisian kuesioner oleh pasien dan dilanjutkan dengan pemberian edukasi mengenai faktor risiko PPOK, Kuesioner yang dibagikan terdiri dari lima bagian yaitu identitas diri pasien perokok, riwayat perokok, lingkungan, riwayat Kesehatan pasien, dan edukasi pasien terkait bahaya merokok. Peserta yang mengikuti kegiatan pengabdian ini secara keseluruhan berjenis kelamin laki-laki, dengan rentang usia 21-72 tahun, dan 66.67% merupakan perokok aktif, sedangkan 33.37% merupakan perokok pasif karena mereka tinggal dan sering bersinggungan dengan para perokok aktif. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif menjadi penyebab utama terjadinya PPOK. Dari hasil pengabdian ini dapat disimpulkan bahwa PPOK sangat beresiko terjadi pada laki-laki, lansia, dan perokok aktif yang bisa menyerang paru-paru dan menyebabkan kematian.

References

Dewi, R., Siregar, S., Manurung, R., & Bolon, C. M. (2022). Latihan Jalan Kaki Penderita Penyakit Paru. 1(2), 30–35.

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). (2023). Global strategy for the diagnosis, management, and prevention of COPD. Retrieved from https://goldcopd.org

López-Campos, J. L., Tan, W., & Soriano, J. B. (2016). Global burden of COPD. Respirology, 21(1), 14-23. https://doi.org/10.1111/resp.12660

Minidian, F. (2013). Terapi Gizi pada Lanjut Usia dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Sains medika : jurnal kedokteran dan kesehatan. Sains Medika: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Universitas Islam Sultan Agung., 5(1), Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung.

Najihah, Theovena, E. M., Ose, M. I., & Wahyudi, D. T. (2023). Prevalence of Chronic Obstructive Pulmonary Disease based on demographic characteristics and severity. Journal of Borneo Holistic Health, 6(1), 109–115. http://180.250.193.171/index.php/borticalth/article/view/3550/2283

Oktaria, D., & Ningrum, M. S. (2017). Pengaruh Merokok dan Defisiensi Alfa-1 Antitripsin terhadap Progresivitas Penyakit Paru Obstruktif Kronis ( PPOK ) dan Emfisema The Influence of Smoking and Alpha-1 Antitrypsin Deficiency to Progressivity of Chronic Obstruction Pulmonary Disease ( COPD ). Majority, 6(2), 42–47.

Permatasari, N., Saad, A., & Christianto, E. (2016). Gambaran Status Gizi pada Pasien PPOK yang Menjalani Rawat Jalan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Jom Fk, 3(2), 1–12.

van der Molen, T. (2010). Co-morbidities of COPD in primary care: Frequency, relation to COPD, and treatment consequences. Primary Care Respiratory Journal, 19(4), 326-334. https://doi.org/10.4104/pcrj.2010.00054

World Health Organization (WHO). (2022). Chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Retrieved from https://www.who.int

Downloads

Published

2025-01-24

How to Cite

Edukasi Faktor Resiko Penyakit Paru Obstruktif Kronik pada Pasien di RS X. (2025). Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesosi , 8(1), 31-37. https://doi.org/10.57213/abdimas.v8i1.261